Rabu

Download RPP, Silabus dan Perangkat Pembelajaran Terbaru (Standar Sertivikasi)


Tuntutan peningkatan kompetensi Guru dalam dunia pendidikan kita memang sudah tidak dapat ditawar lagi, berbagai kebijakan baru yang diterapkan seperti Sertivikasi Guru atau bahkan Pendidikan Profesi Guru yang mulai akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini menjadi tolak ukur bagaimana Pemerintah berusaha menjadikan Guru sebagai ujug tombak peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia.
Sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan tersebut Guru harus mampu menguasai semua kompetensi yang menjadi syarat utama untuk dapat lulus ujian Sertivikasi maupun pendidikan profesi seperti penguasaan Materi, keterampilan menggunakan Model Pembelajaran terbaru (PAIKEM), keterampilan memotivasi peserta didik, penggunaan media pembelajaran serta desain perangkat pembelajaran (RPP, Silabus, Analisis KKM dll). Untuk membantu kinerja para Guru, Zona Info Semua menyediakan halaman khusus yang berisi tentang beberapa file dan data yang mungkin dibutuhkan para Guru sebagai pedoman atau rujukan dalam membuat desain pembelajaran. Di bawah ini kami menyediakan beberapa contoh RPP, Silabus, Analisis KKM, Analisis Remidi dan beberapa file lain yang sesuai dengan standar Sertivikasi Guru, semua file disini gratis dan spesial hanya untuk seluruh para pahlawan tanpa tanda jasa di Seluruh Indonesia.

Petunjuk download: Klik judul file di bawah ini yang anda pilih, setelah muncul halaman berwarna biru (adf.ly) tunggu 5 detik kemudian klik tulisan SKIP ADD di pojok kanan atas, setelah muncul halaman ziddu .com  anda klik tombol download maka file siap di unduh.
  1. RPP Kls X
  2. RPP Kls XI 1 BHS
  3. RPP Kls XI 1 IPA
  4. RPP Kls XI 1 IPS
  5. RPP Kls XI 2 BHS
  6. RPP Kls XI 2 IPA
  7. RPP Kls XI 2 IPS
  8. RPP Kls XII 1 IPS
  9. RPP Kls XII 1 BHS
  10. RPP Kls XII 1 IPA
  11. RPP Kls XII 2 BHS
  12. RPP Kls XII 2 IPA
  13. RPP PPG / Sertivikasi
  14. Rancangan Remidi
  15. Analisis KKM
  16. Analisis SK KD
  17. Silabus
Saran dan Kritik sangat kami harapkan dan akan segera kami tindak lanjuti.









Minggu

Pengertian dan Fungsi Motivasi Bagi Peserta Didik (Lerning Motivation)


Penggunaan Metode atau Model Pembelajaran PAIKEM seperti Talking stick, Example non example dll haruslah ditunjang dengan pemberian motivasi yang tepat guna bagi peserta didik. Motivasi adalah pemberian stimulus atau rangsangan yang berupa dorongan, saran atau anjuran kepada peserta didik dengan tujuan meningkatkan semangat belajar peserta didik. Pilihan strategi Memotivasi dapat didasarkan pada berbagai perspektif. Dalam Perspektif behavioral misalnya imbalan atau hukuman eksternal merupakan kunci dalam menentukan motivasi peserta didik, sedangkan dalam perspektif humanitis cara memotivasi peserta didik lebih terasa lunak yaitu motivasi mengarahkan pada kapasitas peserta didik untuk mengembangkan kepribadian dan kebebasan untuk memilih nasib mereka. Pandangan ini sangat terkait dengan pemikiran Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi.

Dalam perspektif kognitif pemikiran peserta didik akan memandu motivasi, sehingga motivasi internal sangat merupakan hal yang sangat penting. Perspektif ini merekomendasikan agar peserta didik diberikan lebih banyak kesempatan dan tanggung jawab untuk mengontrol hasil prestasi mereka sendiri.
Upaya Pemberian motivasi terhadap peserta didik di kelas bila mengacu pada beberapa perspektif di atas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Luangkan waktu untuk berbicara dengan peserta didik dan beri penjelasan bahwa aktivitas pembelajaran yang mereka lakukan adalah hal yang sangat penting.
  2. Bersikaplah penuh perhatian, perhatikan perasaan peserta didik saat mereka disuruh untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin mereka lakukan.
  3. Kelola kelas secara efektif, usahakan peserta didik bisa membuat pilihan personal. Biarkan mereka memilih topik sendiri, tugas menulis dan proyek riset sesuai dengan minat mereka.
  4. Ciptakan pusat pembelajaran, peserta didik belajar sendiri atau kolaboratif dengan peserta didik lainnya.
  5. Bentuklah kelompok minat, bagilah peserta didik kedalam kelompok-kelompok minat dan biarkan mereka mengerjakan tugas riset yang relevan dengan minat mereka.








Kamis

Pengertian dan Manfaat Metode Example non Example



Model pembelajaran PAIKEM sudah menjadi harga mati bagi peningkatan mutu pendidikan nasional,  oleh karena itu Guru semakin dituntut untuk menggunakan model pembelajaran yang dapat menarik  minat dan motivasi siswa seperti Talking stick dan metode Example non Example. Metode Example non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.
Metode Example non Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari  di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example and Nonexample adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
Metode Example non Example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode Example non Example antara lain:
1.      siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memper- luas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek
2.      siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari Example non Example
3.      siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.

Tennyson dan Pork (1980 hal 59) dalam Slavin 1994 menyarankan bahwa jika guru akan menyajikan contoh dari suatu konsep maka ada tiga hal yang seharusnya diperhatikan, yaitu:
  1. Urutkan contoh dari yang gampang ke yang sulit.
  2. Pilih contoh – contoh yang berbeda satu sama lain.
  3.  Bandingkan dan bedakan contoh – contoh dan bukan contoh.








Minggu

Model Pembelajaran PAIKEM Talking stick


Model Pembelajaran dengan metode Talking stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Metode talking stik ini sangat tepat digunakan dalam pengembangan proses pembelajaran PAIKEM. Langkah-langkah yang harus digunakan dalam penerapan metode Talking Stik antara lain :
  1. Pembelajaran dengan metode talking stick di awali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut. Berikan waaktu yang cukup untuk aktifitas ini.
  2. Guru selanjutnya meminta kepada peserta didik menutup bukunya. Guru mengambil tongkat yng telah dipersiapkan sebelumnya.
  3. Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu peserta didik, peserta didik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru Kemudian seterusnya.
  4. Ketika stick bergulir dari peserta didik lainnya, seyogyanya diiringi musik langkah akhir dari metode talking stik adalah guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajarinya. Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik, selanjutnya bersamama-sama peserta didik merumuskan kesimpulan. 
sumber : Agus Suprijono,Cooperative Learning,Yogyakarta:pustaka pelajar,2009 

Sabtu

Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangan Metode Ceramah


Metode ceramah yang dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran memang patut dibenarkan, tetapi juga anggapan itu sepenuhnya kurang tepat karena setiap metode  atau model pembelajaran baik metode pembelajaran klasik termasuk metode ceramah maupun metode pembelajaran modern sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang saling melengkapi satu sama lain.
Metode ceramah itu sendiri pada dasarnya memiliki banyak pengertian dan jenisnya. Berikut ini beberapa pengertian dari metode ceramah, antara lain :
  1. Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru.
  2. Metode ceramah adalah penyajian informasi secara lisan baik formal maupun informal.
  3. Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975 : ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.
  4. Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi guru adalah tentang efektifitas penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat dan motivasi siswa, bahkan akhirnya juga berdampak pada prestasi siswa.
  5. Metode ceramah juga disebut juga kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan proses pemberian informasi atau materi kepada siswa serta hasil dari penggunaan metode tersebut sering tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut terkadang ditafsirkan berbeda atau salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat pemahaman setiap siswa yang berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan informasi atau  materi kepada siswa. Jenis-jenis metode ceramah, terdiri dari metode ceramah bervariasi, metode ceramah campuran dan metode ceramah asli.
Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah seharusnya patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah. Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya. Definisi lain ceramah menurut bahasa berasal dari kata lego (bahasa latin) yang diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan menggunakan buku kemudian menjadi lecture method atau metode ceramah.
Definisi metode ceramah diatas, bila langsung diserap dan diaplikasikan tanpa melalui pemahaman terlebih dahulu oleh para guru tentu hasil yang didapat dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan, seperti halnya yang terjadi dalam problematika saat ini. Hampir setiap guru sejarah menggunakan metode ceramah yang jauh dari kaidah-kaidah metode ceramah seharusnya.
Metode ceramah dalam proses belajar mengajar sesungguhnya tidak dapat dikatakan suatu metode yang salah. Hal ini dikarenakan model pengajaran ini seperti yang dijelaskan diatas terdiri dari beberapa jenis, yang nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode ceramah yang menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah klasik yang terkesan mendongeng. Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain :
Kelemahan :
  1. Mudah menjadi verbalisme.
  2. Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan) yang benar-benar menerimanya.
  3. Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan.
  4. Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya.
  5. Cenderung membuat siswa pasif
Kelebihan :
  1. Guru mudah menguasai kelas.
  2. Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas.
  3. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
  4. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
  5. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
  6. Lebih ekonomis dalam hal waktu.
  7. Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan.
  8. Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas
  9. Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.
  10. Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan  belajar siswa dalam bidang akademik.
  11. Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain
Sumber Rujukan:
  • Subroto Suryo, Drs. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta.
  • Popham James W, dkk. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Rineka Cipta.
  • Suwarna, M.Pd, dkk. 2005. Pengajaran Mikro. Yogyakarta : Tiara Wacana.
  • Sagala Syaiful, Dr. M,Pd. 2008. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
  • Djamarah Saiful Bahri, Drs. dkk. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.
  • Wahab Abdul Aziz, Dr. M,A,Metode dan Model Mengajar IPS,Bandung:Alfabeta
  • A.M. Sardiman, 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Bandung, Rajawali Pers








Jumat

Pengertian dan Contoh Media Pembelajaran Menurut Ahli Pendidikan



Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.  Dalam Proses belajar mengajar di kelas, Media berarti sebagai sarana yang berfungsi menyalurkan pengetahuan dari Guru kepada peserta didik. Kelancaran Aplikasi Model Pembelajaran sedikit banyak ditentukan pula oleh Media Pembelajaran yang digunakan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam penelitian Kuantitatif maupun Kualitatif juga menjadi ukuran penting dalam proses pembuktian  hipotesa. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
  1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
  2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
  3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
  4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
  5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
  6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
  7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
  8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
  1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
  2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
  3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), LCD Proyektor dan sejenisnya
  4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
  5. Study Tour Media : Pembelajaran langsung ke obyek atau tempat study seperti Museum, Candi, dll.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :
Jenis Media
1
2
3
4
5
6
Gambar Diam
S
T
S
S
R
R
Gambar Hidup
S
T
T
T
S
S
Televisi
S
S
T
S
R
S
Obyek Tiga Dimensi
R
T
R
R
R
R
Rekaman Audio
S
R
R
S
R
S
Programmed Instruction
S
S
S
T
R
S
Demonstrasi
R
S
R
T
S
S
Buku teks tercetak
S
R
S
S
R
S
Keterangan :
R = Rendah S = Sedang T= Tinggi
1 = Belajar Informasi faktual
2 = Belajar pengenalan visual
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar
5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.

sumber: 
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/
buku cooperative learning agus suprijono







Pengertian Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


Seperti halnya Model Pembelajaran, dalam penelitian pendidikan juga dikenal suatu model atau metode penelitin yang digunakan yaitu metode Kualitatif dan Kuantitatif. Metode Kualitatif dan Kuantitatif merupakan metode penelitian yang secara definisi maupun pelaksanaannya bertolak belakang. Pengertian dan perbedaan dari ke dua metode tersebut yaitu:
1.      Metode Penelitian Kualitatif
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.
2.      Metode Penelitian Kuantitatif
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indicator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan symbol – symbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan symbol – symbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
Kepustakaan : Drs.Sumanto.M.A. , 1995 , Metodologi Penelitian Sosial Dan  Pendidikan , Yogyakarta : Andi Offset.







 
Powered by Blogger